Gempuran Rusia di Idlib Suriah Tewaskan 9 Warga Termasuk 5 Anak


Serangan udara yang dilancarkan militer Rusia di Provinsi Idlib, Suriah menewaskan sembilan warga sipil. Terdapat sedikitnya lima anak-anak di antara korban tewas.

Dituturkan Direktur Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdel Rahman, seperti dilansir AFP, Rabu (5/9/2018), pesawat-pesawat tempur Rusia kembali melancarkan serangan udara ke wilayah Idlib pada Selasa (4/9) waktu setempat, setelah terhenti selama 22 hari terakhir.

Observatory yang mendapat informasi langsung dari sumber-sumber di Suriah ini melaporkan bahwa serangan udara itu menewaskan sedikitnya sembilan orang yang semuanya warga sipil. Di antara mereka terdapat lima anak-anak yang masih satu keluarga.

Sekitar 10 orang lainnya luka-luka dalam serangan itu.

Disebutkan Abdel Rahman, serangan udara itu menargetkan 24 area di Idlib. Beberapa di antaranya mengenai wilayah yang dikuasai kelompok aliansi Hayat Tahrir al-Sham dan kelompok pemberontak Suriah yang didukung Turki.

"Terjadi sehari setelah unit pemberontak di Idlib menyerang posisi rezim (Suriah-red) di Provinsi Latakia, yang menewaskan tiga petempur pro-rezim," sebutnya kepada AFP.

Turki yang mendukung pemberontak Suriah, telah beberapa kali menggelar perundingan dengan Rusia, yang merupakan sekutu rezim Presiden Bashar al-Assad. Tujuan dari perundingan itu ialah menghindari serangan di wilayah Idlib, markas kuat terakhir pemberontak Suriah. 

Namun pasukan pemerintah Suriah telah mengepung zona pemberontak itu. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa rezim Assad akan menggempur Idlib habis-habisan.

Gempuran penuh terhadap Idlib tentu akan menghancurkan provinsi yang dihuni 2,5 juta jiwa penduduk itu. Provinsi itu banyak ditinggali warga sipil dan pemberontak yang dievakuasi dari kantong-kantong pemberontak lainnya yang berhasil direbut kembali pasukan rezim Assad.

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah mendorong Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk menggelar perundingan baru untuk menghindarkan 'pertumpahan darah' di Idlib.

Source : Detik.com

No comments:

Powered by Blogger.